LGBT dan Cocoklogi HAM
Mari saya perkenalkan sebuah aliran berfikir baru yang bernama Cocoklogi. Saya anggap baru karena belum resmi menjadi rujukan filosofis sebagai sebuah mahzab epistemologi. Walaupun sejak masa kuliah, terminologi ini telah menjadi hal yang lumrah dalam diskusi-diskusi kami bersama segelas kopi. Cocoklogi adalah istilah yang sering kami sematkan kepada mereka yang berfikir tanpa dasar filosofis. Kami tidak bisa mengatakan mereka empirisme, karena mereka bahkan tidak pernah membaca karya-karya Jhon Locke, ataukah Rasionalis karena mereka bahkan tidak tahu sejarah renaissance dan cogito ergo sum dari Rene Descartes. Kami juga tidak bisa mengkategorikan mereka sebagai skripturalis karena mereka bahkan tidak pernah membaca buku-buku seputar mahzab epistemologi. Apalagi menyebut mereka idealisme, dimana Plato sendiri telah menghembuskan nafasnya yang terakhir sekitar abad ke 4 sebelum masehi. Maka dari itu, kami sering menyebut mereka sebagai orang-orang bermahzab cocoklogi. Dari kat...