Posts

Showing posts from January, 2016

LGBT dan Cocoklogi HAM

Mari saya perkenalkan sebuah aliran berfikir baru yang bernama Cocoklogi. Saya anggap baru karena belum resmi menjadi rujukan filosofis sebagai sebuah mahzab epistemologi. Walaupun sejak masa kuliah, terminologi ini telah menjadi hal yang lumrah dalam diskusi-diskusi kami bersama segelas kopi. Cocoklogi adalah istilah yang sering kami sematkan kepada mereka yang berfikir tanpa dasar filosofis. Kami tidak bisa mengatakan mereka empirisme, karena mereka bahkan tidak pernah membaca karya-karya Jhon Locke, ataukah Rasionalis karena mereka bahkan tidak tahu sejarah renaissance dan cogito ergo sum dari Rene Descartes. Kami juga tidak bisa mengkategorikan mereka sebagai skripturalis karena mereka bahkan tidak pernah membaca buku-buku seputar mahzab epistemologi. Apalagi menyebut mereka idealisme, dimana Plato sendiri telah menghembuskan nafasnya yang terakhir sekitar abad ke 4 sebelum masehi. Maka dari itu, kami sering menyebut mereka sebagai orang-orang bermahzab cocoklogi. Dari kat

Lykophron; Melacak Pemikiran Awal Teori Kontrak Sosial

Sampai saat sebelum tulisan ini saya buat, saya masih percaya bahwa teori kontrak sosial merupakan konstruksi pemikiran era renaissance dari J. J. Rosseau. Namun, saat menelusuri sejarah tentang filsafat, kembali membuka tumpukan pemikiran zaman pra sokrates, saya pun akhirnya tergelitik untuk mengkaji pemikiran seorang tokoh yang bernama Lykophron. Tidak banyak referensi yang dapat kita temukan terkait pemikirannya. Mungkin karena pemikiran Lykophron bukan termasuk yang dominan di masanya. Dia tidak menulis sebuah buku khusus tentang pandangan-pandangannya, namun beberapa pemikirannya diabadikan oleh beberapa filsuf setelahnya. Salah satunya adalah Aristoteles dalam bukunya yang berjudul Retorika [1] . Lykophron hidup pada abad ke 4 SM [2] , tidak diketahui kota asal usulnya. Yang terekam oleh sejarah hanyalah bahwa Lykophron merupakan murid di sekolah orator Georgias dan pernah tinggal di Athena. Namun dari keterangan ini, setidaknya kita dapat menebak pola dasar pemikiran Lykop