Posts

Showing posts from February, 2016

Devide Et Impera; Barang Basi Dalam Kemasan Yang Baru

Image
Dari dulu saya selalu bertanya dalam hati, apa betul negara ini pernah dijajah oleh Belanda selama 350 tahun? Dijajah oleh negara yang luas wilayahnya bahkan hanya sebesar 1/4  (sudah termasuk dengan wilayah perairannya)  dari pulau Sulawesi? 1 pulau diantara 13.446 pulau yang ada di Indonesia. Dijajah oleh negara yang jumlah penduduknya hanya sebanyak 16.940.200 jiwa (sekitar 0,232% dari total populasi dunia), sedangkan negara ini adalah negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar di dunia (sebanyak 255.461.700 jiwa atau sekitar 3,5% dari total populasi dunia). Padahal seorang Jet Li pun di kehidupan nyata berfikir dua kali untuk berkelahi dengan ratusan orang di Mal Sarinah, kecuali dia membawa bom bunuh teman... eh, bunuh diri.  Apakah dulu orang-orang Indonesia tidak mengenal istilah keroyokan? Padahal saat ini istilah tersebut lagi ngetren di kalangan geng motor, begal dan anak-anak @L4Y. Karena sewaktu Belanda datang untuk menjajah Indonesia, Belanda juga tidak mungkin da

Dicaci Sebelum Terbukti Bersalah

Satu lagi fenomena menarik saat ini adalah bagaimana respon netizen terkait kasus racun sianida dalam pembunuhan Wayan Mirna yang diduga dilakukan oleh Jessica Wongso. Namun sebelumnya saya perlu menyampaikan satu hal, agar semua orang tidak salah paham. Saya menulis ini semata-mata untuk mengkaji respon mayoritas yang beredar di sosial media terkait kasus tersebut. Bukan dalam kerangka membela salah satu pihak (berhubung saya juga tidak pernah diminta untuk menjadi kuasa hukum salah satunya) Kasus tersebut menarik, karena metode pembunuhan yang digunakan oleh pelaku (siapapun itu) tidak lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia. Tidak lazim, bukan berarti tidak bisa digunakan. Namun saat mayoritas orang menggunakan senjata tajam untuk melampiaskan dendam dan menghilangkan nyawa, saya pikir pilihan untuk menggunakan racun sebagai medium cukup cerdas. Karena sangat efektif untuk mengaburkan jarak antara pelaku dan korban. Bahkan sempat ada isu yag beredar bahwa metode ini terinspirasi

Mencicipi Pancasila Rasa Philosophische Grondslag

Karena saat ini reaksi konservatif yang merespon perubahan global muncul seperti jamur di musim hujan, tidak ada salahnya kalau di tulisan kali ini saya memulainya dengan reaksi romantisme generasi 90-an. Ini lagi trend di beberapa sosial media, dimana beberapa anak muda kreatif mencoba menampilkan lagi indahnya pengalaman yang dirasakan oleh mereka yang lahir dan tumbuh besar di sekitar tahun 90-an. Namun, bukan seperti apa yang saat ini ditampilkan yaitu keindahan permainan-permainan yang jauh dari individualisme gadget, saya lebih tertarik untuk sedikit mengingat satu pelajaran yang dulu saya dapatkan ketika bersekolah. Pendidikan Moral Pancasila yang disingkat PMP yang mungkin tidak asing bagi mereka para alumni generasi 90-an. Saya masih ingat beberapa poin penting dari pelajaran tersebut, misalnya toleransi antar umat beragama, tepa selira, kerukunan dan beberapa pelajaran tentang moral yang disajikan bersama gambar-gambar pakaian adat, rumah adat dan simbol-simbol agama yan