Orang Indonesia
Salah satu kebahagiaan terbesar bagi kita, warga negara Indonesia, adalah bahwa kita "Orang Indonesia". Kalian tentu saja harus bangga dengan hal ini karena, menjadi Orang Indonesia adalah anugerah yang tidak bisa dimiliki oleh warga negara lain.
Hidup di Indonesia itu enak, kalian bisa buang sampah sembarangan, terus kalau banjir tinggal salahkan pemerintah. Kalian bisa bebas naik motor di jalur cepat kalau polisi lagi gak ada. Kalian juga bisa bebas melanggar lampu lalu lintas kalau polisinya lagi istirahat. Kalaupun kalian di tilang, tinggal bayar di tempat. Atau kalau gak punya duit, nabung dulu untuk bayar calo sidang tilang yang mangkal di pengadilan tiap hari Jumat. Murah kok, paling Rp. 50.000 rupiah.
Di Indonesia, kalian bisa bebas punya kendaraan karena semua dealer berlomba-lomba untuk menawarkan program cicilan murah dan pajak kendaraan juga murah, tanpa harus mempertimbangkan volume infrastruktur jalan dan peluang macet yang bisa disebabkan karena overloadnya jumlah kendaraan. Asyik kan...
Apalagi harga parkir di Indonesia juga murah, mobil sekitar Rp. 5000 per jam dan motor sekitar Rp. 2000 per jam. Masih kemahalan? Tenang aja, kalian bisa bebas parkir di jalanan kok. Banyak jalanan yang juga berfungsi sebagai lahan parkir. Biayanya juga lebih murah dari parkir-parkir resmi.
Di Indonesia, masalah hukum bisa kalian intervensi dengan demo yang jumlah episodenya lebih panjang dari Jodha Akbar. Apalagi, instansi penegak hukumnya cenderung paranoid. Ditekan sedikit, independensinya hilang entah kemana. Mereka lebih memilih menyelamatkan nama baik di sosmed daripada bikin putusan berbobot.
Anggaran penyelidikan korupsinya juga biasanya lebih tinggi daripada jumlah uang negara yang berhasil diselamatkan. Jadi tenang aja, kalau kalian adalah penyidik KPK, tingkat kesucian kalian pasti seperti Nabi. Kalian gak pernah disalahkan kalaupun koruptor yang kalian tangkap adalah hasil tebang pilih. Masyarakat akan memuja kalian seperti dewa yang maha benar segala firman-nya.
Apalagi kalau kalian bisa jadi anggota DPR di Indonesia. Ini lebih enak lagi. Fasilitas melimpah, kewenangan yang luar biasa. Kalian tinggal meluangkan waktu untuk Isi absen, duduk sebentar di ruang sidang, buka tablet, nonton bokep, lalu kalian akan dapat gaji tiap bulan dari APBN.
Lalu bagaimana supaya kita bisa jadi anggota DPR di Indonesia?
Caranya juga gampang, kalian tinggal kumpul massa, lalu atas nama agama kalian demonstrasi tentang penistaan, walaupun demonstrasi yang kalian lakukan juga itu sebenarnya nista sih...., tapi toh gak ada yg peduli. Yang penting ada 7 juta orang pakai pakaian putih-putih berkumpul di Monas. Oh ya, jangan lupa nasi bungkus yah.. biar massanya bisa tahan sampai sore. Jangan lupa pilih tanggal cantik. Biar nanti gampang kalau mau jadi Partai untuk ikut Pemilu 2019. Visi misi gak usah ribet. Tulis aja Indonesia bersyariah... meskipun kasir kalian masih cina.
Terus gimana kalau kita tidak sepakat dengan demonstrasi itu? Apakah ada cara yang lebih baik?
Tentu saja ada. Kalian tinggal beli lilin dan buat karangan bunga. Karangan bunga itu kalian pajang di kantor gubernur, nah setelah matahari terbenam, kalian nyalakan lilinnya di pinggir jalan. Kalian Foto lilinnya, terus upload di sosmed atas nama "aksi damai". Semakin banyak orang, semakin baik... biar aksi bakar lilinnya mirip isitgosah gitu.
Walaupun itu norak dan gak ada bedanya dengan lapak sebelah, tenang aja... Netizen indonesia orangnya mudah baper. Foto pengemis yang di like dan share biar masuk surga aja bisa dapat ratusan ribu like dan share. Apalagi kalau kalian bakar lilin dan nangis-nangis. Jangan lupa undang artis, biar bisa jadi alasan media buat ngeliput... Hastag... Jangan lupa hastag kalau fotonya kalian upload ke IG. Upload jadi story di IG atau live di FB lebih bagus lagi... Kalian lebih tampak nasionalis.
Ketika kita terlahir di Indonesia, seketika itu pula kita jadi orang kaya. Bayangkan saja, ada 748 bahasa daerah + 1 Bahasa Nasional, tapi kita masih merasa keren kalau ngomong yang sok English... Ini kan psikologi orang kaya, kalau hilang satu atau dua hartanya gak peduli. Kalau bahasa daerah itu punah satu atau dua itu juga tidak masalah bagi kita orang Indonesia, toh kita masih punya 746 sisanya. Bule aja belum tentu bisa bahasa Indonesia.
Di Indonesia kalian bisa bebas menggosipkan kehidupan pribadi seseorang. Sebebas kalian menghirup oksigen atau mengedipkan mata. Kalian bisa tertawa di atas aib orang lain. Kalian bisa bebas untuk berjam-jam menceritakan atau memusingkan kehidupan pribadi orang lain. Dan kalian juga berhak marah kalau orang yang digosipkan itu adalah kalian. Ini seperti seseorang yang hobby nonton bokep, tapi ceramah dimana-mana tentang haramnya mengakses fake taxi.
Di Indonesia... Kalian bebas buat ormas untuk demonstrasi bertahun-tahun, Mengkader dari pemuda sampai mahasiswa, hanya untuk mengatakan bahwa Pancasila itu kafir dan Demokrasi itu Thogut. Kalian bisa bebas melakukan itu bertahun-tahun.
Tapi bagaimana kemudian kalau ormas ini dibubarkan?
Tenang saja, kalian bisa menuntut dan mengutuk tindakan itu sebagai tindakan otoriter yang bertentangan dengan demokrasi.
Lah bukannya ormas ini bertahun-tahun menolak demokrasi?
Tenang aja, orang Indonesia cenderung cepat lupa kok. Hambalang, Century, Munir dan kasus besar lainnya toh sudah dilupakan. Mereka lebih tertarik mendengarkan janji untuk gang bang di Surga.
Ketika kalian lahir di Indonesia, kalian harus bangga karena seketika itupula kalian adalah orang-orang yang berpotensi cerdas dan tidak butuh sekolah. Sampai tahun 2017 ini, ada 2,5 juta anak cerdas di Indonesia yang putus sekolah karena mereka sudah tidak butuh sekolah. 600 ribu anak yang cerdas di usia sekolah dasar, dan ada 1,9 juta anak yang cerdas di usia sekolah menengah pertama. Keren kan, kalian ditakdirkan untuk menjadi orang-orang yang nyaris tidak sekolah. Itu tentu saja adalah capaian yang positif bagi pemerintah. Jadi, kita gak perlu repot-repot untuk mengkaji bagaimana caranya agar anggaran pendidikan sesuai dengan apa yang tercantum dalam UUD 1945, 20% dari APBN. Toh, anak-anak kita banyak yang putus sekolah karena mereka sudah cerdas kok. Mending anggaran pendidikan dipakai untuk studi banding ke luar negeri. Lebih bermutu, biar istri-istri pejabat itu punya stok foto baru untuk di upload di IG mereka. Kan lumayan kalau Studi Banding ke Perancis akhir tahun. Siapa tahu LV Store di Paris lagi adakan diskon akhir tahun.
Di Indonesia, kalian juga bisa bebas untuk tidak menghormati agama lain kalau di sebuah daerah agama kalian mayoritas. Kalian bisa menekan pemerintah setempat untuk mempersulit izin pembangunan gereja kalau kalian orang muslim di daerah mayoritas muslim. Atau kalian bisa membakar gereja itu langsung tanpa izin. Tenang aja, kalian gak bakal di proses hukum. Toh, atas nama "menjaga agar tidak terjadi konflik agama", kalian harus didiamkan. Biar balas dendam tidak terjadi.
Enak kan jadi orang Indonesia. Maka dari itu, mulai sekarang nikmatilah kehidupanmu. Toh, walaupun kalian tidak punya rumah, kalian tinggal bangun rumah semi permanen di bantaran kali. Tunggu saja sampai pilkada, pasti kalian akan ditawarkan rusun oleh para calon. Nanti kalau sudah dapat rusun, rusun itu kalian kontrakkan, biar kalian bisa dapat pemasukan per bulan. Lalu kalian balik aja lagi ke bantaran sungai, tinggal lagi disitu. Biar dapat suntikan dana buat ikut demonstrasi anti penggusuran.
Comments
Post a Comment