Posts

PROSES YANG BERBEDA; IKHTIAR MEMAKNAI PERBEDAAN

Image
Beberapa biji kopi kita giling dan seduh dengan teknik manual brew, bisa saja menghasilkan kopi tubruk atau V60. Tergantung teknik apa yang kita gunakan dalam proses pembuatannya. Begitu juga dengan beberapa biji kopi yang kita masukkan ke mesin espresso tentu akan menghasilkan espresso dan pengolahan espresso bisa saja menjadi macchiato atau mezzo-mezzo, tergantung apakah espresso tersebut dihidangkan dengan susu atau dicampurkan dengan seduhan cokelat panas. Namun seperti apa hasil akhirnya, beberapa biji kopi tersebut adalah biji kopi yang sama, yang berbeda hanyalah proses pembuatannya.  Saya bisa dengan mudah memahami dan  menerima perbedaan beberapa biji kopi Aceh Gayo yang diproses menjadi V60 dan espresso. Saya tidak pernah menyalahkan dan menuduh sang brewer atau menyalahkan biji kopinya ketika ternyata sensasi yang dihasilkan seduhan V60 dengan espresso ternyata berbeda. Saya bisa menerima konsekuensi perbedaan itu sebagai perbedaan hasil karena saya paham dan meng

Pekerjaan Manusia

Image
Saya mendapatkan pelajaran berharga hari ini. Ketika akhirnya saya sadar bahwa saya sepertinya harus bergerak menepi di tepi realitas sembari duduk dan mendefinisikan ulang pertentangan antara kutub kehidupan dan definisi saya sebagai manusia. Rutinitas telah membuat saya bergerak ke sebuah kuadran aktifitas yang hampir mutlak. Hampir menjadi definisi saya dalam melihat diri saya.  Saya... hampir mendifinisikan diri sebagai apa yang saya kerjakan. Saya sadar, bahwa sebuah aktifitas yang dilakukan berulang-ulang mungkin saja akan membuat seseorang mendefinisikan dirinya dengan pengulangan-pengulangan tersebut. Yang bahkan bisa saja menjadi jawaban atas pertanyaan, bagaimana kehidupan seseorang akan berakhir. Namun ini bukan diskusi tentang kematian. Lebih daripada itu, saya berfikir bahwa kita yang selalu mendeklarasikan diri sebagai manusia seharusnya meninjau ulang setiap aktifitas. Apakah betul, kita sedang beraktifitas sebagai manusia, mesin atau seperti binatang?

PSI, INKONSISTENSI DAN MODEL KAMPANYE BAPER

Image
Kenapa Atheisme adalah tindakan paling konyol yang pernah ada, karena sebenarnya penolakan secara logika adalah bentuk penerimaan akan sebuah eksistensi. Kita tidak akan mungkin bisa menolak atau bahkan bercerita tentang apapun yang sebenarnya tidak ada. Misalnya ketika kalian saya minta untuk menceritakan sesuatu yang tidak ada secara eksistensi, maka tentu kalian akan bingung. Tidak ada beda dengan fiksi yang merupakan asosiasi ide-ide dari realitas-realitas partikulir (pembahasannya di lain waktu). Namun apapun itu, menolak sesuatu tetap saja merupakan bentuk pengakuan dan keterlibatan kepada sesuatu, minimal kita terlibat untuk membahasnya walaupun hasil pembaahasan kita tidak menerima atau menolak sesuatu itu. Bisakah seorang guru menilai sebuah kertas ujian yang kosong? yang bahkan nama murid pun mungkin tidak tertulis di sana? ataukah bisakah kalian menilai seorang wanita apakah dia cantik atau tidak kalau wanita itu tidak pernah dilahirkan? jawabannya sama, tidak bis

Resensi Buku : SAPIENS; A Brief History of Humankind (Bagian I)

Image
DATA BUKU : Judul Buku : SAPIENS; A Brief History of Humankind (terjemahan Indonesia : SAPIENS; Sejarah Ringkas Umat Manusia dari Zaman Batu Hingga Perkiraan Kepunahannya) Penulis : YUVAL NOAH HARARI Cetakan I, Juli 2017, Jakarta Penerbit : PT Pustaka Alvabet 530 Halaman Sapiens dan Sejarah Pemusnahan Ras Yuval Noah Harari memulai diskursusnya tentang sejarah umat manusia dalam bukunya yang berjudul Sapiens dengan pembahasan tentang persaingan antara ras sapiens (re : manusia) dengan ras-ras homo lainnya (dari genus homo). Dia berusaha untuk merustrukturisasi istilah homo dengan sapiens. Homo adalah terminologi yang lebih umum untuk menyebut semua jenis manusia (homo = manusia) termasuk homo sapiens, neanderthal, erectus dan lain-lain. Jadi terminologi manusia merujuk pada genus homo yang termasuk di dalamnya ras-ras tersebut. Sedangkan terminologi sapiens, menurut Harari adalah terminologi yang lebih spesifik merujuk pada ras sapiens yang ad

Yang Bisa Kita Harapkan Dari Kampanye

Image
Entah dengan kalian, namun mungkin saya termasuk orang yang sudah jengah melihat bagaimana politik dipraktekkan oleh politikus saat ini. Namun, kejengahan saya pun tidak serta merta membuat saya menjadi a politis, sebagaimana pandangan orang-orang cerdas yang memilih apatis setelah melihat politik sebagai realitas yang menimbulkan disonansi kognitif pada dirinya. Saya mungkin tidak secerdas mereka yang memilih skeptis karena menganggap bahwa politik masih merupakan sebuah jalan perjuangan yang bisa ditempuh dengan harapan-harapan yang baik. Saya cukup bosan melihat dagelan mereka. Model kampanye mereka, atau tingkah mereka yang memposisikan diri seolah-olah tuan. Belum lagi tingkah para wakil rakyat yang suka bolos dan tidur namun tertawa terbahak-bahak seolah itu bukan dosa dihadapan anak STM yang menjadikannya bahan stand up comedy. Beberapa hari yang lalu, saya berdiskusi singkat dengan kawan di sosial media. Bukan berdiskusi sebenarnya, lebih tepat kalau disebut sebag

ELEGI

Image
source : google.com Ada jarak yang terhampar di antara partikel. Namun itu adalah cara alam untuk mengajarkan kita bagaimana mengecap rindu. Walaupun tidak ada refleksi motorik dari pupilku untuk merefleksikan bayanganmu, namun setidaknya kita bisa saling memeluk dalam doa. Cinta itu imajiner sayangku, akan selalu ada bayangan dan hasrat untuk saling memeluk. Akan selalu ada imajinasi yang berjalan melampaui gravitasi, terbang tanpa batas untuk sekedar menceritakanmu betapa luasnya mitzal yang tersisa untuk kita. Namun ia lebih dari sekedar metafora-metafora yang lahir dari diksi-diksi picisan. Ia terlalu sempurna untuk sebuah keresahan dan ketidaksabaran akan perjumpaan. Bukankah perjumpaan adalah penghianatan akan rindu? Bukankah perjumpaan akan membatasi kita dalam ruang dan waktu. Dan sadarkah kau bahwa akan selalu ada perpisahan yang mengikutinya… Pergilah… perluaslah jarak diantara partikel pertikel kita yang terluar. Biarkan mereka saling merindukan untuk sa

SKEPTIS

Tahun 427 SM, Athena kedatangan seorang anak berusia 11 tahun yang berasal dari Leontinio, Sisilia. Pemuda ini sejatinya adalah Imigran yang mencari perlindungan atas invasi yang dilakukan oleh orang-orang Syarkusa. Imigran muda ini, kemudian menghabiskan waktunya untuk belajar dari Empedokles serta mengkaji dialektika Zeno yang akhirnya banyak berpengaruh terhadap gaya berfikirnya. Kita mengenalnya sebagai Georgias. Orang yang kemudian menghabiskan hidupnya dengan berkeliling Yunani menyebarkan gagasan Skeptisismenya dan sebagai peletak dasar Filsafat Nihilisme yang nanti akan mencapai puncak keemasannya oleh Nietzsche. Kita mengenalnya dengan gagasan skeptisismenya yang ekstrim yang bahkan meniadakan segala hal termasuk alam (on not being or on nature). Georgias mewariskan sebuah pemikiran yang bahkan menjadi alasan utama runtuhnya periode Hellenistik. Dewa dan perayaan diganti dengan pesimisme sebagai tafsir atas filsafat skeptis Georgias. Yah... Georgias di masa itu popularitasny