Pekerjaan Manusia

Saya mendapatkan pelajaran berharga hari ini. Ketika akhirnya saya sadar bahwa saya sepertinya harus bergerak menepi di tepi realitas sembari duduk dan mendefinisikan ulang pertentangan antara kutub kehidupan dan definisi saya sebagai manusia. Rutinitas telah membuat saya bergerak ke sebuah kuadran aktifitas yang hampir mutlak. Hampir menjadi definisi saya dalam melihat diri saya. 

Saya... hampir mendifinisikan diri sebagai apa yang saya kerjakan.

Saya sadar, bahwa sebuah aktifitas yang dilakukan berulang-ulang mungkin saja akan membuat seseorang mendefinisikan dirinya dengan pengulangan-pengulangan tersebut. Yang bahkan bisa saja menjadi jawaban atas pertanyaan, bagaimana kehidupan seseorang akan berakhir. Namun ini bukan diskusi tentang kematian. Lebih daripada itu, saya berfikir bahwa kita yang selalu mendeklarasikan diri sebagai manusia seharusnya meninjau ulang setiap aktifitas. Apakah betul, kita sedang beraktifitas sebagai manusia, mesin atau seperti binatang?

Binatang mencari makan untuk diri dan keluarganya/kelompoknya. Namun dua kelompok singa yang berbeda bisa saja berkelahi hanya karena perbedaan kepentingan, walaupun mereka sama-sama singa. Mungkin pertengkaran itu karena mereka berbeda mahzab dan kepercayaan.

Mesin, berproduksi dan bisa saja dalam satu pabrik terdapat lebih dari satu mesin. Sayang, antara mesin yang satu dengan mesin yang lain tidak pernah berbagi dan berinteraksi. Setiap mesin hanya peduli terhadap pekerjaan dan fungsinya masing-masing. Kalaupun terjadi hubungan, tidak lebih dari dua fungsi yang saling bekerjasama. Kerjasama sebatas fungsi, tanpa empati.

Dan manusia, seharusnya lebih dari semua itu. Manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan dia hidup untuk menjadi manusia. Manusia seharusnya hidup sebagai manusia, bukan hidup untuk bekerja seperti mesin atau berdebat dengan kelompok lain hanya karena perbedaan kelompok seperti binatang.

Manusia punya empati, manusia punya kepekaan sosial dan manusia seharusnya paham untuk apa dia diciptakan. Bekerjalah untuk menjadi manusia, bekerjalah dengan pekerjaan manusia. 

Pekerjaan yang tidak membuatmu lupa tentang tujuanmu kenapa Tuhan menciptakanmu ke dunia.