Chester Bennington, Goodbye...



Sampai hari ini, saya masih merinding ketika mendengar kembali lagu-lagu Linkin Park. Chester adalah salah satu vokalis terbaik yang memiliki karakter vokal yang cukup kuat. Di Industri musik, kita tentu mengenal beberapa band dengan karakter vokal yang kuat sehingga bisa menjadi simbol bagi bandnya tersebut. Sebut saja Audio Slave, Creed/Alter Bridge, Linkin Park dan lain-lain. Terkhusus Linkin Park, bagi saya dan mereka yang tumbuh besar di tahun-tahun transisi Rock ke Alternative, Linkin Park adalah salah satu hal yang mengisi hari-hari kita pada saat itu. 

Tentu saja bagi kami, berita kematian Chester Bennington adalah sesuatu yang mengejutkan. Membantah semua hipotesis di kepala kita bahwa ketenaran adalah puncak dari kehidupan. Semua cita-cita dan mimpi yang mengatakan bahwa hidup kita akan indah ketika kita menjadi seorang selebritis dunia terbantahkan dengan pilihan Chester untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di mansion pribadinya. 

Seperti yang diberitakan bahwa Chester mengakhiri hidupnya karena depresi. Ada trauma panjang yang kemudian berkumpul dan terkumulasi menjadi pilihan untuk mengakhiri hidup dalam diri Chester. Hal yang sangat disayangkan karena hal tersebut tidak bisa dijawab oleh glamournya kehidupan selebiritis. Terlebih lagi, Chester bukan musisi pertama yang memilih untuk bunuh diri. Kurt Cobain telah melakukannya lebih dahulu dari Chester di usia yang lebih muda. 

Depresi sepertinya juga telah menjadi tema utama yang menghiasi lirik-lirik Linkin Park. Teriakan Chester yang seperti meneriakkan kegelisahan hati anak-anak muda yang harus mendapatkan tekanan besar kehidupan di usia muda yang membuatnya mendapatkan tempat khusus di hati para penggemarnya. In the End, Crawling, Numb, Somewhere I Belong adalah beberapa dari lagu hits mereka yang semuanya bercerita tentang Depresi. Ini seperti Chester ingin memberitahukan kita sejak awal bahwa mungkin inilah alasan dia nanti untuk mengakhiri hidupnya. 

Dari fakta ini, kita tahu bahwa persoalan psikologis tidak dapat dijawab dengan memberikan asupan-asupan material. Psikologi adalah jiwa, sesuatu yang secara konseptual seharusnya berbeda dengan hal-hal material. Depresi tidak bisa diselesaikan dengan menjadi kaya. Trauma tidak bisa diselesaikan dengan memiliki banyak uang. 

Salah kaprah ini sepertinya telah diterima sebagai sebuah pengetahuan umum di masyarakat. Itulah kenapa kita sering sekali bertemu dengan orang-orang yang mencoba mendefinisikan kebahagiaan hidup mereka dengan pendekatan-pendekatan material. Tujuan hidup mereka dibangun berdasarkan cita-cita untuk menjadi kaya secara material. Seolah dengan segala kekayaan dan ketenaran maka segala persoalan hidup pasti selesai. Inilah alasan mengapa di setiap audisi ajang pencarian bakat, antriannya lebih panjang daripada jamaah sholat jumat. 

********
Dalam kacamata psikologi, bunuh diri tidak selamanya merupakan tindakan yang dilakukan oleh mereka yang menderita gangguan jiwa Usaha bunuh diri biasanya merupakan tanggapan secara impulsif terhadap krisis sosial yang menimpa seseorang dan tujuan utamanya adalah untuk menyampaikan adanya penderitaan (Wilkinson, 1989)Ini yang tentu sangat disayangkan, karena kita tidak akan menyangka bahwa puncak kehidupan yang didambakan banyak orang, seperti menjadi terkenal dan lain-lain tetap saja tidak bisa menjadi pencegah terjadinya krisis sosial. Atau setidaknya menghilangkan trauma akan krisis sosial yang terjadi masa lalu. 

Kita bisa saja tidak percaya, tapi itulah fakta yang terjadi. Dan sepertinya, dari pilihannya untuk bunuh diri, Chester ingin menyampaikan kepada kita tentang penderitaannya dan krisis sosial yang dialaminya. Kita bisa saja berfikir bahwa itu seharusnya tidak terjadi seandainya Chester bisa menemukan cara untuk menyelesaikan permasalahannya. Tapi dari kejadian ini, setidaknya kita bisa mengambil satu pelajaran sederhana bahwa kebahagiaan bukanlah hal yang bisa dibeli dengan uang, dan uang bukanlah sesuatu yang bisa menyelesaikan semua persoalanmu. 

Goodbye Chester.... dan terima kasih untuk musik dan semua teriakan keresahanmu. 

Comments

Popular posts from this blog

PRO KONTRA MANTAN TERPIDANA JADI CALEG

Kesalahan Berfikir Ilmiah (Bagian 3) : Fallacy of Misplaced Concreteness

Kesalahan Berfikir (Bagian 2) : Fallacy of Retrospective Determinism